Jumat, 10 Januari 2014

5 Hewan Kloning Paling Populer di Dunia

Istilah kloning dalam dunia Biologi merupakan sebuah proses yang menghasil individu-individu dari jenis yang sama, kemudian identik secara genetika. Kloning adalah proses reproduksi aseksul yang biasa terjadi di alam dan dialami oleh bakteria, serangga dan tumbuhan. Namun istilah kloningan yang ramai diperdebatkan adalah versi bioteknologi atau berbagai usaha yang dilakukan untuk menghasilkan salinan berkas Dna, gen, sel ataupun organisme. Berikut unikgaul.com merangkum 5 hewan hasil kloning di Dunia: 



1. Kloning Coyote di Korea Selatan

 



Hwang Woo Suk, Ilmuwan asal Korea Selatan mengumumkan keberhasilannya dalam mengkloning  delapan anjing liar, Coyote (srigala padang rumput) pada Oktober 2011 lalu. Dalam melakukan risetnya tersebit Hwang sepenuhnya didukung oleh pemerintah Provisinsi Gyeonggi, Korea Selatan. Bahkan pada peluncurannya dihadiri oleh Gubernur Kim Moon-Soo, menurutnya kloning anjing liar Afrika sedang dilakukan dan pihaknya akan mencoba untuk mengkloning Mammoth di masa depan. Wow!

Dalam riset dan percobaannya Hwang mengambil sel dari kulit coyote yang kemudian ia transplantasikan ke dalam inti telur anjing. Setelah beberapa bulan lahirlah bayi coyote kloningan di Sooam Biotech Research Foundation pada 17 Juni 2011, kemudiam bayi coyote yang lainnya terlahir mengikuti. Prestasi tersebut menghapus citra buruk Hwang sebagai ilmuwan yang memalsukan sel induk manusia dari embrio kuning pada 2004 lalu.


2. Noori, Domba Kloning  di Kashmir 

 

Sementara itu Sobat unik, ilmuwan di India berhasil mengkloning seekor kambing langka asli Kashmir yang diberi nama Noori (cahaya).  Dengan keberhasilan kloning tersebut para ilmuwan India mengharapkan bisa meningkatkan jumlah hewan langka tersebut, kambing yang dikenal memiliki bulu tebal dan halus.  Masyarakat India, Kashmir dan sekitarnya biasanya menjadikan bulu kambing himalaya sebagai bahan wol yang dikenal dengan ‘pashima’ atau ‘wol Kashmir’. Menurut keterangan Dr. Riaz Ahmad Shah, keberhasilan kloning tersebut dapat memicu peningkatan populasi kambing Himalaya sehingga memicu gairah pendapatan masyarakat di bidang tekstil dan garment.
Sebelumnya Dr Riaz bersama keenam rekan ilmuwan melakukan riset kloning ini selama hampir dua tahun. Dan meskipun tidak menjelaskan secara rinci, Dr. Riaz mengatakan bahwa ia bersama temannya menggukan metode yang sederhana, aman dan paling murah untuk melakukan kloning. Dan semua kegiatan riset Dr. Riaz bersama keenam ilmuwan didanai oleh Bank Dunia.


3. Kloning Babi Transgenik di China.


Di China, tepatnya di Provinsi Heilongjiang terlahir bayi babi hasil kloning hasil riset yang dipimpin oleh Profesor Liu Zhonghua dari Northeast Agricultural University pada Desember 2006. Kloning yang dilakukan terhadap babi berwarna hijau neon (sebelumnya disuntikan protein green  fluorescent) dan dikawinkan dengan babi biasa, berhasil melahirkan bayi kloning yang transgenik. Induk babi tersebut adalah satu dari tiga babi  hijau neon yang berhasil dibesarkan di dalam laboratorium milik Agricultural University.

Meski induknya merupakan babi berwarna hijau neon, namun hanya dua dari 11 anaknya yang memiliki warna yang sama. Menurut profesor Zhonghua lidah bayi babi neon tersebut terlihat menyala ketika terkena sinar ultraviolet, sehingg dapat disimpulkan bahwa bayi tersebut mewarisi genetikan sang induk. Namun berbeda dengan kesembilan saudaranya, meskipun mereka dilahirkan dalam waktu yang berurutan. Sang profesor menyebutkan bahwa metoda yang diterapkan untuk kloningan di masa depan adalah teknologi nuklir somatis atau transfer sel inti. Meskipun di Barat dan Asia (Jepang dan Korea Selatan) metode tersebut telah dikenal dan digunakan.


4. Ayam Tanpa Bulu di Israel

 

Sementara riset kloning di kawasan Timur Tengah dilakukan pada 2006 lalu oleh para ilmuwan di  Fakultas Genetika, Rehovot Institut di Tel Aviv, Israel. Para ilmuwan tersebut berhasil mengkloning genetika dua ekor ayam hingga tumbuh tanpa memiliki bulu. Proses kloning yang dilakukan oleh para ilmuwan Rehovot secara umum masih sama, mereka menyuntikkan sel dengan karakteristik yang telah ditentukan ke dalam telur ayam betina. Tujuan kloning yang dilakukan oleh para ilmuwan tersebut cukup unik dan lucu, yakni memudahkan manusia untuk menikmati hidangan ayam tanpa perlu repot mencabuti bulunya ketika akan dimasak.

Meskipun tujuannya adalah efektifitas dan efesiensi dalam penjualan dan pengolahan ayam sebagai sumber makanan, namun kloningan ini menuai banyak kecaman. Karena banyak yang berpendapat bahwa ayam-ayam yang hidup tanpa bulu akan lebih tersiksa dalam mengahadapi perubahan iklim. Selain itu ayam-ayam tersebut akan rentan terhadap serangan penyakit dan bakteri atau nyamuk. Menurut Joyse D’Silva dari Compassion in World Farmin, ayam-ayam tersebut terlihat menjijikan dan apa yang dilakukan oleh ilmuwan Israel tidak tepat.


5. CC Alias Carbon Copy, Kucing Kloning di Amerika Serikat


Kucing merupakan hewan sahabat manusia yang lucu, anggun namun lebih sering terlihat bermalas-malasan dan manja di dekat majikannya. Pada 22 Desember 2001College of Veterinary Medicine di Texas, AS, berhasil melahirkan kucing kloning bernama CC atau Carbon Copy. Sebuah riset kloning yang dipimpin oleh Dr. Mark Westhusin dan Dr. Taeyoung Shin, secara resmi memublikasikan hasil riset mereka pada 14 Februari 2001 di Nature-Science Journal.

Kucing CC merupakan kucing kloning yang dilakukan dengan cara mendapatkan donor genetika dari kucing Rainbow (sejenis kucing domestik calico). Meskipun demikian kloningan kucing CC tidak serupa dan mirip dengan kucing Rainbow, keduanya memiliki warna rambut yang berbeda. Hal itu diakibatkan oleh pemograman ulan epigenetika yang terjadi dalam pembuahan embrio. Dan berita mengejutkan muncul pada 2006 kucing CC berhasil melahirkan tiga ekor bayinya hasil perkawinan alami dengan kucing jantan. CC pun menjadi kucing kloning pertama yang melahirkan.

Related Posts

5 Hewan Kloning Paling Populer di Dunia
4/ 5
Oleh