Sabtu, 15 Februari 2014

Ritual di Gunung Kelud


Sementara itu, terkait den*gan ritual sesaji yang digelar masyarakat lereng Gunung Kelud pada 2007 silam, tat*kala ritual digelar, sesepuh Mbah Ronggo dalam ritualnya mendapati wangsit gaib. Yaitu berupa pesan terjadinya pertan*da besar menyoal keberadaan Gunung Kelud yang terletak 40 kilometer dari kota Kediri yang memiliki keunikan di pun*caknya, yakni berbentuk strato dengan danau kawah di ten*gahnya walaupun danau kawah itu saat ini telah berubah bentuk menjadi kubah lava. Wangsit tersebut mengatakan, “Le, sing ati-ati arep liwat Danyang Gu*nung Kelud,” tutur Mbah Rong*go mengenai pesan gaib yang merupakan pesan jika Gunung Kelud akan meletus.
Terbukti, tahun 2007 Gu*nung Kelud meletus dengan letusan terakhir bersifat efusif (mengalirkan material), berbeda dari latusan sebelumnya yang bersifat eksplosit (menyemburkan material). Akibat letusan terakhir, da*nau kawah Gunung Kelud yang berwarna hijau berubah menjadi kubah lava yang mengalirkan material berwarna hitam dari dalam perut gunung. Keting*gian kubah saat ini mencapai 250 meter dengan lebar sekitar 400 meter.
Sepanjang sejarahnya, gu*nung ini tercatat mengalami 29 kali letusan, baik eksplosif maupun efusif, mulai tahun 1000 sampai tahun 2007. Erupsi eksplosifnya mampu menghan*curkan ratusan desa di seki*tarnya, termasuk ribuan hektare lahan pertanian dan menewas*kan ribuan warga. Sebagai gam*baran, lima letusan terakhirnya saja memakan korban 5.400 jiwa.
Berdasarkan pengamatan le*tusan selama tiga abad berturut-turut, waktu istirahat terpanjang aktivitas dalam perut Gunung Kelud adalah 65-76 tahun, teta*pi pernah pula hanya tiga tahun. Sejak letusan tahun 1901, wak*tu istirahat gunung itu menjadi lebih singkat, yaitu 15-31 tahun, bahkan pernah mencapai masa paling singkat, yaitu satu tahun.

Related Posts

Ritual di Gunung Kelud
4/ 5
Oleh