Ajang sepak bola 4 tahunan memang selalu dinanti. Bukan hanya penggila bola akut, tetapi juga penggemar bola musiman. Euphoria yang tak terlupakan silih berganti menghiasi ajang pertandingan bola terbesar tersebut.
Tentu saja sebagian besar penikmat pertandingan bola adalah kaum pria, tapi sekarang ini wanita juga turut andil besar dalam olah raga tersebut. Tak puas hanya sebagai penonton, para wanita juga mempertunjukkan kelihaiannya dalam menggiring bola dilapangan.
Tak main-main, para wanita juga memiliki ajang bergengsi mereka sendiri yaitu Piala Dunia Wanita. Tradisi – tradisi yang ada dilapangan hijaupun dilakukan oleh para punggawa wanita termasuk tradisi tukar baju saat akhir pertandingan.
Sebelum menilik lebih jauh tentang para pemain sepak bola wanita yang bertukar baju alangkah lebih baik jika kita mengetahui terlebih dahulu seluk beluk tradisi tersebut.
Pemain Timnas USA, Hope
Tradisi tukar baju ternyata dilakukan pertama kali oleh Timnas Prancis pada tahun 1931. Ritual itu terjadi ketika Timnas Perancis menang melawan Inggris. Karena perasaan senang yang meletup-letub pemain Perancis meminta jersey tim lawan untuk dijadikan souvenir. Kejadian ini ternyata menjadi tren di dunia persepak bolaan.
Ritual unik tersebut ternyata juga berdampak pada ajang piala dunia. Dilansir FIFA, tradisi saling bertukar kaos pertama kali dilakukan di piala dunia tahun 1954 di Swiss dan berlanjut hingga sekarang.
Ada kejadian yang membuat tradisi tersebut sempat tercoreng. Kala itu Inggris menang atas Argentina 1-0 di babak perempat final Piala Dunia tahun 1966. Manager yang saat itu menangani Argentina yaitu Alf Ramsey ternyata masih menaruh dendam dengan permainan keras timnas Inggris dan membuang salah satu baju lawan yang ada di tangan pemainnya. Ramsey bahkan berkata bahwa permainan keras tim lawan seperti permainan para binatang.
Eksistensi bertukar kaos di akhir pertandingan tak berhenti karena kejadian Ramsey dan masih terus ada hingga sekarang. Makna dari tradisi tersebut bukan hanya sekedar “bertukar pakaian” saja, tetapi mengandung arti jika di lapangan hijau pemain akan berusaha mati-matian untuk mengalahkan lawan dan saat peluit panjang dibunyikan pemain akan kembali menjadi teman. Arti yang sangat dalam bukan?
Sebenarnya apa sih yang dilakukan para pemain setelah mendapatkan baju lawan? Ada yang di pajang sebagai souvenir dan ada pula yang menjual baju lawannya tersebut. Baju zirah para prajurit lapangan hijau itu tentu saja memiliki nilai yang tinggi jika dilelang, apalagi jika mendapatkan baju sekelas bintang di lapangan
Sebagai contoh kontum pemain bintang kesebelasan Italia yaitu Pele. Tak tanggung-tanggung, kostum tersebut berhasil terjual hingga 310 ribu USD atau kalau dirupiahkan setara dengan 4,1 Milyar ! Fantasis bukan untuk harga sebuah kaos?
Kembali ke tradisi tukar baju untuk pemain sepak bola wanita.
Nah jika para pria bisa dengan leluasa melepas baju mereka dan bertukar baju dengan lawan di lapangan, lantas apakah sepak bola wanita juga melakukan demikian?
Salah seorang pemain bertukar kaos dengan fans
Pemandangan tersebut ternyata juga terlihat di Piala Dunia Wanita 2015 yang lalu. Para pemain nampaknya tak enggan untuk menukar kaos mereka. Tak hanya dengan lawan tetapi ada pula pemain yang bertukar kaos dengan penonton. Wah pastinya hal inilah yang dinantikan oleh para suporter pria ya….
Jangan berfikiran negatif dahulu jika mendengar para pemain wanita ini melepas baju mereka dilapangan, karena pastinya mereka mengenakan pakaian lain di balik baju tersebut. Tak semua pesepak bola wanita bertukar baju di lapangan, akan tetapi ada pula yang bertukar baju di ruang ganti.
Pemain Sepak Bola Wanita Tukar Baju
4/
5
Oleh
rasarab