Laura O'Donnel (27 tahun) ingin mendapatkan bentuk tubuhnya kembali normal setelah melahirkan anak keempat. Ia pun telah berhasil menurunkan berat badannya hingga 44,5 kg.
Namun penurunan berat badan yang tiba-tiba meninggalkan gelambir kulit yang tak sedap dipandang. Untuk menghilangkannya, tummy tuck atau operasi pengencangan perut pun dirasa sebagai solusi yang ideal.
Setelah memberitahu ahli bedah bahwa ia tak ada rencana untuk memiliki anak lagi, operasi tummy tuck pun dilakukan Laura. Dengan cepat gelambir di perut Laura hilang dan ototnya tampak semakin kencang.
Satu tahun kemudian, Laura terkejut tapi senang karena ternyata ia dinyatakan hamil lagi. Namun kegembiraanya segera berubah menjadi ketakutan, karena pada usia 18 minggu ia diberi kabar mengejutkan bahwa bayi dalam kandungannya 'terinjak' oleh otot perutnya yang terlalu kencang.
Bayi terus tumbuh di dalam rahim Laura, namun tempatnya untuk berkembang semakin sempit dan sang bayi semakin terjepit. Pada usia kandungan 26 minggu, Laura pun harus melahirkan.
Operasi kosmetik yang telah dilakukannya tidak hanya merangsang kelahiran prematur tetapi juga menyebabkan salah satu ginjalnya gagal berfungsi.
Bayinya Blake harus dilahirkan secara caesar darurat prematur 10 minggu dengan berat hanya 1,7 kg.
Laura kini menyadari kesalahan besarnya dan ingin memperingatkan wanita lain tentang pengorbanan mahal yang harus dibayar karena melakukan operasi tummy tuck dan mengapa hamil setelah operasi pengencangan perut sangat berbahaya.
"Melihat ke belakang, saya tidak percaya bahwa kesombonganku bisa membunuh anak saya. Saya sangat beruntung dia sehat. Setiap hari saya bersyukur bahwa Blake selamat dari kehamilan dan persalinan yang traumatis. Dia hampir mati karena keinginan saya untuk operasi kosmetik," ujar Laura O'Donnel, yang berasal dari Wrexham, Wales Utara, seperti dilansir Thesun, Senin (28/5/2012).
Laura tidak pernah membayangkan sesuatu yang begitu mengerikan bisa terjadi ketika ia mulai melakukan tummy tuck pada tahun 2009. Ia mengaku selalu ramping hingga akhirnya putri sulungnya lahir, yang kini sudah berusia 10 tahun.
Ketika mengatakan kepada dokter bahwa ia tidak akan memiliki anak lagi, dokter pun melakukan operasi. Dokter tidak hanya menghapus kelebihan kulit, tetapi juga memperketat otot perut Laura.
Ketika pembengkakan turun dan perban dilepas, Laura benar-benar merasa senang. Ia akhirnya memiliki perut 'papan cuci' untuk pertama kalinya dalam sepuluh tahun.
"Bayi saya hampir mati karena tummy tuck. Saya ingin memperingatkan perempuan lain yang menjalani operasi ini, jika masih ada kemungkinan Anda memiliki lebih banyak anak, sangat berbahaya. Sebuah perut datar akan terlalu tinggi harganya untuk kehilangan anak saya," tutup Laura.
(mer/ir
Karena Ibu Ingin Punya Perut Rata, Bayi di Kandungan Hampir Mati
4/
5
Oleh
rasarab