Industri film porno Jepang didominasi oleh aktris yang masih seorang pelajar atau mahasiswi. Menurut survei Kementerian Pendidikan Budaya Olahraga Sains Jepang tahun 2012, 80 persen mahasiswi menjadi incaran pencari bakat untuk terjun ke dunia esek-esek.
Kondisi tersebut ditengarai karena situasi iklim perekonomian Jepang yang belum stabil, dampaknya para orang tua pelajar hanya mampu membayar kebutuhan pokok saja, seperti biaya sewa dan iuran sekolah. Hal ini menyebakan para pelajar mencari kerja sampingan selepas sekolah untuk mencari uang saku sendiri. Menurut laporan Shukan Post, saat ini industri film porno Jepang dan juga jumlah PSK mengalami penurunan.
"Banyak pelaku PSK atau pemain film porno mengalami kesulitan usaha saat ini," papar Nakamura, pengarang buku 'Menjadi Aktris Film Porno Jepang.' Untuk memasuki industri film porno, persaingan semakin ketat. Wanita usia 30-an ke atas sangat sulit bersaing dengan gadis yang masih 20-an tahun ke bawah.
Kini persaingan sangat kuat dan banyak dicari wanita muda usia 18 tahun sampai dengan 22 tahun saja," tambahnya. Dari segi pendapatan yang diterima aktris porno Jepang, dalam sebulan rata-rata mengantongi 250 ribu Yen atau setara Rp 27,5 juta. "Kalau cuma bekerja biasa dan pergi ke sekolah, sama sekali tak bisa membantu finansial saya," ujar salah satu mahasiswi yang memiliki kerja sambilan di industri film porno.
Salah seorang aktor porno Jepang yang telah membintangi ribuan judul, Shimiken sempat mengeluhkan nasib industri yang ia geluti. "Setiap hari saya bertemu orang yang sama dan melihat nama yang sama di naskah," ucapnya melalui akun Twitter-nya bulan lalu. Shimiken juga tidak tahu mengapa pria Jepang enggan melakoni profesi aktor film porno.
"Padahal, bekerja di sini seperti masuk ke gua Aladin," ucapnya. Perlu diketahui, industri film porno Jepang atau Japan Adult Video (JAV) dalam sebulan memproduksi 4.000 judul film baru. Namun hal ini tidak diimbangi oleh jumlah aktor pria yang hanya berkisar 70 pria. Ironisnya, aktor pria tersebut harus berbagi peran dengan 6.000 aktris porno yang bergelut di bidang yang sama.
Kini persaingan sangat kuat dan banyak dicari wanita muda usia 18 tahun sampai dengan 22 tahun saja," tambahnya. Dari segi pendapatan yang diterima aktris porno Jepang, dalam sebulan rata-rata mengantongi 250 ribu Yen atau setara Rp 27,5 juta. "Kalau cuma bekerja biasa dan pergi ke sekolah, sama sekali tak bisa membantu finansial saya," ujar salah satu mahasiswi yang memiliki kerja sambilan di industri film porno.
"Padahal, bekerja di sini seperti masuk ke gua Aladin," ucapnya. Perlu diketahui, industri film porno Jepang atau Japan Adult Video (JAV) dalam sebulan memproduksi 4.000 judul film baru. Namun hal ini tidak diimbangi oleh jumlah aktor pria yang hanya berkisar 70 pria. Ironisnya, aktor pria tersebut harus berbagi peran dengan 6.000 aktris porno yang bergelut di bidang yang sama.
Penyebab 80 Persen Siswi Di Jepang Jadi Artis Film Porno
4/
5
Oleh
berjambang