Gerakan
Jogja Berbudaya yang akan di-launching
pada hari ini adalah sebagai bentuk kepedulian elemen warga Kota
Yogyakarta akan kondisi Kota Yogyakarta saat ini dan juga sebagai
respon atas situasi Kota Yogyakarta yang kehilangan RUH sebagai kota
pelajar, kota pendidikan, kota pariwisita, kota budaya, kota
inklusif, kota perjuangan, kota bersejarah, dan predikat lain yang
melekat pada Kota Yogyakarta selama ini. Sebagai kota pelajar dan
kota pendidikan secara fisik Kota Yogyakarta memiliki banyak sekolah
yang berkualitas mulai dari SD sampai Perguruan Tinggi, namun belm
mampu menghasilkan karakter lulusan yang memiliki karakter yang
mencerminkan nilai-nilai budaya Jawa serta belum mampu mengakomodasi
kepentingan warga yang berkebutuhan khusus dengan baik. Sebagai Kota
Pariwisita, Yogyakarta telah memiliki banyak hotel bahkan mungkin
sudah berlebihan tetapi jumlah hotel yang banyak tidak diimbangi
dengan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kota Yogyakarta. Kondisi
tersebut ditandai dengan tingkat hunian kamar yang berkisar 60% dan
lama waktu tinggal yang ada pada kisaran kurang dari 2 hari. Potensi
Kota Yogyakarta sebagai kota budaya dan kota seni kurang
dimaksimalkan untuk menarik minat wisatawan berkunjung dan tinggal
lebih lama di Kota Yogyakarta.
Aspek
lingkungan juga kurang mendapat perhatian yang ditunjukkan dengan
kualitas lingkungan yang semakin menurun seperti muka air tanah yang
terus turun, pencemaran udara yang diatas ambang batas, suhu udara
yang terus naik, serta pencemaran air tanah yang terus meningkat.
Pembangunan hotel yang terjadi dalam kurung waktu 5 tahun terakhir
ditenggerai sebagai salah satu penyebab kerusakan lingkungan selain
sistem transportasi masal ramah lingkungan yang belum banyak
diperhatikan sehingga menyebabkan kualitas udara menurun dan suhu
udara meningkat. Pembangunan hotel, apartemen, dan pemukiman juga
berdampak pada kualitas tata ruang kota yang menurun bahkan
perlindungan terhadap benda cagar budaya dan warisan cagar budaya
juga turun.
Kondisi-kondisi
hanya mewakili sebagian dari kondisi nyata yang ada di kota
Yogyakarta saat ini. Kondisi-kondisi tersebut yang dilihat sebagai
penyebab Kota Yogyakarta kehilangan RUH dan identitasnya sebagai kota
dengan banyak predikat yang sudah melekat selama ini.
Gerakan
Jogja Berbudaya yang dipelopori oleh Komunitas Jogja Bangkit mencoba
menawarkan alternatif solusi bagi Kota Yogyakarta di masa depan. Kota
Yogyakarta harus kembali kepada RUH awalnya saat berdiri yaitu kota
yang bertumpu pada akar budaya Jawa dengan semua nilai-nilai
filosofisnya. Selain itu Kota Yogyakarta juga harus dapat
memanfaatkan perkembangan teknologi untuk dipadukan dengan
nilai-nilai budaya Jawa sehingga Kota Yogyakarta dapat menjadi sebuah
Kota Cerdas berbasis Budaya. Kota cerdas bukan berarti hanya bertumpu
pada penggunaan teknologi tetapi kota cerdas juga bertumpu pada
kecerdasan warganya dalam membangun kotanya. Kecerdasan ini juga
termasuk dalam memanfaatkan potensi dan kearifan lokal yang dimiliki
warga Kota Yogyakarta yang telah ada sejak dulu sebagai bagian dari
nilai-nilai budaya Jawa. Kota Yogyakarta juga harus menjadi bagian
yang tidak terpisahkan dari Keistimewaan Yogyakarta yang sarat dengan
nilai-nilai adiluhung budaya Jawa.
Alternatif
solusi yang coba ditawarkan terdiri dari Sembilan Agenda yaitu
pemerintahan yang bersih dan berbudaya, pendidikan untuk semua,
kesehatan untuk semua, ekonomi kreatif dan berkelanjutan, kota hijau
dan hemat energi, tata ruang menuju kota berkelanjutan, aksesibilitas
dan konektivitas, pariwisata berbasis budaya, dan teknologi untuk
kesejahteraan warga. Pemerintahan yang bersih dan berbudaya menjadi
dasar bagi terbentuknya kepercayaan warga kota terhadap pemerintah
kota dan akan menjadi mendorong partisipasi dan kepedulian warga kota
akan kotanya. Jika hal tersebut terwujud maka akan dapat menjadi
modal bagi Pemerintah Kota dalam membangun dan melaksanakan semua
program yang sudah direcanakan. Sebagai kota pendidikan dan kota
pelajar kualitas pendidikan di Kota Yogyakarta harus terus
ditingkatkan. Pendidikan di Kota Yogyakarta harus dapat memenuhi
kebutuhan pendidikan semua warga kota termasuk yang berkebutuhan
khusus. Sekolah inklusif harus menjadi salah satu agenda utama dalam
pengembangan kualitas pendidikan di Kota Yogyakarta. Untuk menjamin
semua warga memperoleh pendidikan akan diterbitkan Kartu Jogja Cerdas
(KJC). Pendidikan di Kota Yogyakarta juga harus mampu membentuk
karakter lulusan yang berbudi luhur dan mencerminkan nilai-nilai
budaya Jawa. Pemanfaatan teknologi juga harus menjadi perhatian dalam
pembangunan pendidikan di Kota Yogyakarta. Jika hal tersebut terwujud
maka akan dapat mengurangi kenakalan remaja yang beberapa waktu
terakhir marak di kota Jogja dalam fenomena klithik yang meresahkan.
Anak muda juga akan semakin terbebas dari narkoba.
Pembangunan
kesehatan juga harus mengedepankan pemberian fasilitas kesehatan yang
mampu diakse oleh semua warga termasuk yang berkebutuhan khusus.
Semua puskesmas di Kota Yogyakarta harus sudah terakreditasi dan
jumlah puskesmas yang memiliki fasilitas rawat inap harus bertambah.
Kearifan lokal dalam bidang kesehatan seperti jamu tradisional dan
pijak tradisional juga harus menjadi bagian dari pengembangan
kesehatan untuk semua. Jaminan layanan kesehatan untuk semua warga
Kota Yogyakarta akan diwujudan dalam bentu penerbitan Kartu Jogja
Sehat (KJS).
Perekonomian
rakyat Kota Yogyakarta harus bertumpu ada ekonomi kreatif yang
berkelanjutan. Potensi kreatif semua arga harus dapat dipadukan
dengan perkembangan teknologi sehingga mampu mengahsilkan
produk-produk yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Kampung harus dapat
menjadi pusat perkembangan ekonomi kreatif di Kota Yogyakarta yang
mampu melahirkan banyak wirausaha muda dan UMKM. Kota Yogyakarta
harus dapat menjadi kota hijau di masa datang. Pemerintah Kota
Yogyakarta harus mendorong implementasi konsep bangunan hijau.
Gerakan sejuta biopori dapat menjadi salah satu solusi penurunan
kualitas air tanah di Kota Yogyakarta. Pembatasan pembangunan hotel
dan apartemen juga menjadiagenda yang harus dijalankan. Penambahan
ruang terbuka public yang hijau dan ramah bagi semua warga harus
terus dilakukan mengingat jumlah ruang terbuka hijau (RTH) masih jauh
dari standar minimal yaitu 30% dari luas lahan kota. Konsep RTH
berbasis warga dan kampong harus dikembangkan. Warga dapat membuat
kampong menjadi kampong hijau dengan tanaman-tanaman produktif
seperti sauran dan buah-buahan serta tanaman obat. Penamaman
pohon-pohon yang memiliki nilai-nilai filosofis Jawa seperti pohon
gayam, pohon kepel, dan lain-lain juga dapat menjadi bagian dari
upaya menggunakan kearifan lokal dalam proses pengelolaan lingkungan.
Tata
ruang kota harus mengedepankan keberlanjutan termasuk perlindungan
akan bangunan cagar budaya, warisan cagar budaya dan kawasan
bersejarah di kota Yogyakarta. Tata ruang uga harus memberikan banyak
ruang terbuka publik yang mampu mewadahi ekspresi anak muda dalam
semua bidang termasuk ekspresi seni dan budaya. Penataan transportasi
masal yang ramah lingkungan dan ramah bagi semua warga termasuk yang
berkebutuhan khusus juga menjadi agenda Pemerintah Kota Yogyakarta
untuk mewujudkan aksesibilitas dan konektivitas warga. Manajemen lalu
lintas dan penataan parker serta penambahan lahan parker menjadi
agenda besar pemerintah kota untuk mengurangi kesemrawutan di Kota
Yogyakarta. Penambangan fasilitas akses koneksi internet secara
gratis (free wifi) bagi warga sampai ke kampong-kampung juga akan
meningkatkan partisipasi dan kepedulian warga terhadap kotanya.
Pariwisata
Kota Yogyakarta harus bertumpu pada potensi budaya yang ada di kota
Yogyakarta. Even-even budaya dengan berdasar pada kreatifitas dan
potensi warga kota harus terus dikembangkan untuk menjadi daya tarik
wisatawan berkunjung dan tingal di kota Yogyakarta. Pemanfaatan
kawasan dan bagunan cagar budaya seperti kawasan ndalem juga
diperlukan untuk membangun pariwisata berbasis budaya. Pemanfataan
teknologi khususnya teknologi informasi dan komunikasi ditujukan
untuk kesejahteraan warga termasuk untuk meningkatkan kualitas hidup
dan keamanan semua warga Kota Yogyakarta. Perpaduan budaya dan
teknologi ditujukan untuk membentuk semangat membangun yang
berkelanjutan. Pembangunan berkelanjutan saat ini sangat dibutuhkan
untuk menjamin kelangsungan hidup kota di masa datang dan untuk
memberikan kesempatan hidup yang baik bagi generasi mendatang.
Acara
siang ini akan memberikan kesempatan kepada warga yang peduli akan
kondisi Kota Yogyakarta untuk memberikan masukan dan aspirasinya
untuk perbaikan Kota Yogyakarta. Masukan dan aspirasi ini akan
menjadi modal bagi Pemerintah Kota Yogyakarta di masa datang untuk
membangun dan mengembangkan Kota Yogyakarta sebagai Kota Cerdas
berbasis Budaya dan menjadikan Kota Yogyakarta sebagai pusat
kebudayaan di Indonesia.
Gerakan Jogja Berbudaya bentuk kepedulian elemen warga Kota Yogyakarta
4/
5
Oleh
berjambang